Sabtu, 25 Mei 2013

MAKALAH VITAMIN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari bahan makanannya) untuk emperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukan baiknya kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi.
Tubuh manusia memerlukan sejumlah gizi secara tepat, sesuai dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut kerana factor gizi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh melakukan pemeliharaan jaringan yang sudah rusak, melakukan kegiatan, dan pertumbuhan sebelum usia dewasa. Agar tubuh dapat menjalankan ketiga fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang didapat melalui makanan. Diperkirakan 50 macam senyawa dan unsure yang diperoleh dari makanan dengan jumlah tertentu setiap harinya. Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai.
Manusia untuk kehidupannya membutuhkan vitamin yang didapat dari bahan pangan, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuh. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolism dalam otak, berakibat terjadi ketidak mampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti ukuran otak yang juga kecil.
Kekurangan dan kelebihan gizi yang diterima tubuh seseorang akan sama mempunyai dampak yang negatif, peningkatan status gizi sesuai dan seimbang  dengan yang diperlukan tubuh jelas merupakan unsure penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia yang sehat, kreatif, dan produktif. (Ari Agung, 1.G, 2002).

1.2    Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun tujuan penulisan makalah adalah Mendapat gambaran tentang sumber, fungsi, struktur, defisiensi, dan kelebihan jenis-jenis vitamin.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas sfesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan, energi, dan fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan, suplemen, atau hasil produksi flora usus.
2.1.1   Fungsi Vitamin
Secara umum,fungsi vitamin berhubungan erat dengan fungsi enjim, khususnya kelompok vitamin B. enzim merupahkan katalisator organik yang berperan mengatur dan menjalankan reaki biokimia dalam tubuh. Enzim terdiri atas protein disebut apoenzim yang dihasilkan sel. Apoenzim baru aktif ketika berkonjugasi dengan senyawa non protein (koenzim). Koenzim dibuat didalam tubuh dan mengandung vitamin. Selain itu, vitamin berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
Gejala sebagai akibat kekurangan vitamin telah diketahui, namun peranana yang jelas dalam reaksi biokimia dalam proses metabolism belu diketahui sepenuhnya. Angkah kecukupan berbagai vitamin untuk berbagai kelompok umur dapat dilihat pada hasil widya karya pangan dan gizi VII (2004).

2.1.2   Vitamin dalam makanan
Kadar vitamin dalam makanan tergantung pada jenis bahan makanan tersebut yang besarnya bervariasi. Selain jenis bahan, kadar vitamin juga tergantung pada kerusakan selama pemanenan bahan pangan dan proses pengolahan yang digunakan. Kehilangan vitamin dalam bahan makanan dapat dicega dengan berbagai cara antara lain:
1.    Menggunakan suhu tidak terlalu tinggi
2.    Waktu memasak tidak terlalu lama
3.    Menggunakan air pemasak sedikit mungkin
4.    Memotong bahan makanan tidak terlalu kecil sehingga vitamin pada bahan makanan tidak banyak yang keluar.
5.    Panci harus ditutup pada saat memasak
6.    Sisa air perebus digunakan untuk masakan lain.

2.2  Pengklasifikasian Vitamin
2.2.1 Vitamin Larut Lemak
Yang termasuk vitamin larut lemak adalah: Vitamin A, D, E, dan K sehingga memerlukan lemak agar dapat diserap oleh tubuh. Kelebihan vitamin-vitamin tersebut akan disimpan dalam hati dan lemak tubuh Anda, kemudian digunakan saat diperlukan. Mengkonsumsi berlebihan vitamin yang larut dalam lemak dapat membuat Anda keracunan sehingga menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, dan masalah hati dan jantung.
a.    Vitamin A
Vitamin A disebut retinol, didalam tubuh vitamin A terdapat sebagai senyawa provitamin A, yaitu senyawa karoten.
Struktur melekul vitamin A
Sifat kimia vitamin A antara lain berbentuk Kristal alkohol berwarna kuning, larut pelarut lemak. Dalam makanan biasa terikat dengan lemak rantai panjang. Absorbsi karoten dan retinol membutuhkan empedu dan cairan pankreas. Dalam mukosa usus halus ester retinil dihidrolisa enzim pankreas menjadi retinol dan karoten dipecah menjadi retinol. Hati sebagai tempat penyimpanan vitamin A dapat bertahan sampai 6 bulan. Sebesar 15-30% karotenoid dalam darah merupakan bentuk beta dan sisanya non protein disimpan dalam kelenjar lemak dan jarinagn adrenal. Beberapa fungsi vitamin A antara lain:
-    Penglihatan
-    Pertumbuhan dan perkembangan
-    Diferensiasi sel
-    Reproduksi
   Kekebalan.
Sumber vitamin A dapat berasal dari bahan pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu, dan mentega. Karoten dapat ditemui pada bahan pangan nabati seperti sayuran daun berwarna hijau, buah berwarna kuning, misalnya papaya, tomat, labu, ubi jalar kuning, wortel, nanas, dan mangga. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan:
-    Buta senja
-    Perubahan pada kulit
-    Perubahan pada mata
-    Gangguan pertumbuhan
   Infeksi
   Keratinisasi sel rasa pada lidah
Kelebihan vitamin A dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi suplemen 16.000 RE jangka lama atau 40.000 sampai 55.000 RE per hari. Beberapa tanda keracunan vitamin A antara lain:
-    Sakit kepala
-    Pusing
-    Rasa nek
-    Rambut rontok
-    Kulit kerin
   Anoreksia
-    Sakit pada tulang.



b. Vitamin D
Vitamin D merupakan nama generik  dari ergosterol (D2) dan kolekalsiferol (D3).Tubuh seseorang yang cukup mendapat sinar matahari tidak memerlukan vitamin D.
Struktur molekul vitamin D
Vitamin D diabsorbsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan cairan empedu.Vitamin dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang dan jaringan lain. Absorbsi vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gsngguan ginjal dalam metabolism vitamin D.
Beberapa fungsi vitamin D antara lain :
-    Pembentukan dan pemeliharaan tulang
   Membantu pengerasan tulang
Sumber vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Kekurangan vitamin D kemungkinan banyak terjadi didaerah yang tidak selalu mendapat sinar matahari. Sumber vitamin D dapat diperoleh melalui makanan, terutama makanan hewani, seperti kuning telur, kriem, mentega, minyak ikan, dan hati. Fortifikasi vitamin D banyak digunakan pada susu, makanan bayi, dan mentega dalam bentuk vitamin D2.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan:
-    Riketsia pada anak-anak
-    Osteomalacia pada orang dewasa
-    Osteoporosis
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan keracunan bila konsumsi 1000 SI per hari. Beberapa tanda keracunan vitamin D antara lain:
   Lemah
   Sakit kepala
-    Kurang nafsu makan
   Diare
   Gangguan mental
-    Munta-munta, dan
-    Pengeluaran urine berlebihan.

c. Vitamin E
Vitamin E disebut juga tokoferol. Sifat kimia vitamin E antara lain: tidak berbau dan berwarna namun yang sintetak berwarna kuning muda hingga kecoklatan; larut lemak, namun tidak larut air; bertindak sebagai anti oksidan.
Struktur melekul vitamin E
Vitamin E di absorpsi usus halus bagian atas sebesar 20-80% dan dibantu oleh asam lemak rantai sedang. Transportasi vitamin E dari mukosa usus halus kedalam system limfe dilakukan oleh kilomokron untuk dibawa kehati.
Beberapa fungsi vitamin E antara lain:
   Sebagai antioksidan
   Peranan biologik memutuskan rantai proses peroksidasi lipadi dengan menyambung 1atom H dari gugus OH ke radikal bebas sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabildan tidak muda rusak
-    Sintesis DNA (Diribo Nucleic Acid)
-    Merangsang reaksi kekebalan
-    Mencega penyakit jantung koroner
-    Mencegah keguguran dan sterilisasi
-    Mencegah gangguan menstruasi
Minyak tumbuhan, kacang-kacangan dapat digunakan sebagai sumber vitamin E yang berasal dari bahan nabati. Semetara itu pangan hewani yang berupa daging, ikan, dan unggas juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin E. vitamin E mudah rusak oleh pemanasan dan oksidasi.
Gangguan kekurangan vitamin E dapat terjadi pada orang yang mengalami gangguan absorpsi lemak seperti seperti cystic fibrisos dan gangguan pada transport lipida. Selain itu, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan hemolisis eritrosit dan sindroma neurologic yang berakibat tidak normalnya fungsi sum-sum tulang belakang dan retina.
Kelebihan vitamin E dapat menimbulkan keracunan. Gangguan pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 mg sehari. Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat anti koagulan yang digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.

d.  Vitamin K
Vitamin K merupakan senyawa penting dalam pembentukan protrombin dan protein-protein pembekuan darah lainnya.
Struktur molekul vitamin K
Sebesar 15-80% vitamin K diabsorbsi di usus halus dengan bantuan empedu dan cairan pankreas. Kemudian, diikatkan dengan kilomikron dan diangkut melalui sistem linfe ke hati. Simpanan dihati 10% dalam bentuk filokinon dan sebesar 90% sebagai menakinon.
Beberapa fungsi vitamin K antara lain:
   Membantu proses pembekuan darah
   Sebagai kofaktor enzim karboksilase
-    Mampu mengikat ion kalsium yang terdapat dalam jaringan tulang
   Sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks.
Bahan makanan sebagai sumber vitamin K dapat berasal dari bahan nabati maupun hewani seperti hati, sayuran warna hijau, kacang buncis, polong, brokoli, dan kol. Susu, daging, telur, serealia, dan buah-buahan. Flora bakteri dalam usus bagian jejunu dan ileum dapat mensintesis vitamin K.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak menyumpal sehingga bila luka dapat menyebabkan pendarahan. Kekurangan vitamin tersebut dapat terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan absorbsi lemak dan mengonsumsi antibiotika.
Kelebihan vitamin K dapat terjadi bila diberikan dalam bentuk sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin tersebut antara lain terjadi hemolisis darah merah, sakit kuning dan kerusakan pada otak.

2.2.2  Vitamin Larut Dalam Air
Yang termasuk vitamin larut dalam air adalah: vitamin B kompleks dan vitamin C. Tubuh Anda menggunakan vitamin-vitamin itu sesuai kebutuhan, kemudian mengeluarkan kelebihannya melalui urin. Karena vitamin ini tidak disimpan dalam tubuh,  risiko keracunan sangat kecil dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam lemak, tetapi risiko kekurangan lebih tinggi.
a. Vitamin B1
Vitamin B1 atau tiamin dikenal sebagai anti neuritik karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf. Sifat tiamin adalah larut dalam air, stabil dalam keadaan kering, tahan panas pada keadaan asam, mudah rusak karena panas, tahan suhu beku, absorbs dihambat oleh alcohol dan lainnya.
Struktur molekul vitamin B1:
Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam karbosilasi asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam metabolism lemak, protein, dan sintesis asam nukleat.
Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs, kurang lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Sumber-sumber tiamin adalah daging, jeroan atau organ hewan, unggas,ikan, kuning telur, gandum, kacang-kacangan, serelia tumbuk, roti dan sereal yang difortifikasi.
Kekurangan vitamin B1 mengakibatkan penyakit beri-beri, yaitu beri-beri basah yang ditandai dengan sesak nafas, edema yang disebabkan gagal jantung, cepat lelah, anoreksia, gangguan pencernaan, lelah kesemutan, berdebar-debar. Dan beri-beri kering yang ditandai dengan kelemahan otot, badan kurus, gangguan saraf, lumpuhan kaki, dan konsumsi alcohol.
b.   Vitamin B2
Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim dalam transpor elektron, metabolism lemak dan protein. Vitamin ini bersifat larut air, tahan panas, asam, oksidasi, dan dapat rusak oleh sinar matahari.
Struktur molekul vitamin B2
Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Fungsi riboflavin adalah sebagai koenzim FAD dan FMN yang terlibat metabolism energy dan sebagai pertumbuhan dan perawatan jaringan.
Seumber-sumber riboflavin antara lain: susu, keju, daging, hati, roti, organ hewan, sayuran berwarna hijau, ikan, telur, roti yang diforsifikasi bakteri dan sereal.
Tanda-tanda awal kekurangan vitamin B2 antara lain:
   Mata panas dan gatal
-    Tidak tahan cahaya
   Kehilangan ketajaman mata
   Bibir, mulut, serta lidah sakit dan panas
Gejala-gejala ini berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang), stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) dan pembesaran kapiler darah disekeliling kornea mata. Disamping itu dapat pula bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
c.    Vitamin B3
Vitamin B3 atau niasin berhubungan dengan penelitian tentang penyebab dan pengobatan pelagra. Triptofan adalah precursor dari niasin.
Struktur molekul vitamin B3:
Didalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorbsi sebagai asam nikotinat, nikotinamida, dan nikotinamida mononukleotida. Kelebihan niasin dibuang melalui urine.
Niasin berfungsi didalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP, berperan dalam melepas dan menerima atom hydrogen serta berfungsi dalam sintesis glikogen.
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan telur sedikit mengandung niasin tetapi kaya triptofan.
Tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan pellagra yang mempunyai karakteristik dermatitis demensia dan diare. Kelainan pada saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa mulut. Kelainan pada sistem saraf pusat menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bias tidur, hilang ingatan, dan halusinasi yang berakhir dengan depresi berat.
d.   Vitamin B5
Vitamin B5 atau asam pantotenat merupakan Kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut dari pada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering.


Struktur molekul vitamin B5:
Asam pantotenat dikonsumsi dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fosfopantotein dan asam pantotenat yang kemudian diabsorbsi.
Asam pantotenat berperan sebagai bagian koenzim A, yang diperlukan dalam berbagai reaksi metabolism sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, termasuk sintesis dan pemecahan asam lemak. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipid dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Asam pantotenat terdapat didalam semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, serelia utuh, dan kacang-kacangan.
Kekurangan asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan adalah rasa tidak enak pada saluran cernah, keseemutan dan rasa panas pada kaki, munta-munta, diare yang timbulk sekali-sekali, rasa lelah, dan susah tidur.
e.    Vitamin B6
Vitamin B6 atau piridoksin sebagai koenzim dalam metabolism protein. Sifat-sifat piridoksin antara klain: tahan panas dalam keadaan asam, tidak tahan cahaya, larutan alkali dan kehilangan aktivitasnya sampai 36-55% pada suhu beku.
Struktur molekul vitamin B6:
Piridoksin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Metabolit terpenting dari ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam piridoksal. Ekskresi melalui urine terutama berbentuk 4-asam piridoksal.
Fungsi piridoksin adalah sebagai berikut:
§  Koenzim PLP dan PMP yang terlibat dalam sintesis protein
§  Produksi niasin
§  Sintesis hemoglobin
§  Pelepasan glikogen dari hati dan otot menjadi energy disimpan 50% diotot.
§  Sintesis asam arakhidonat dari asam linoleat.
§  Pembentukan sfingolipida
§  Sintessis penghantar saraf gama amino butiritc acid.
Piridoksin dapat diperoleh dari bahan-bahan makanan sebagai berikut: ikan, ayam, hati, gandum, telur, tempe, kacang-kacangan, ragi.
Kekurangan piridoksin terjadi karena gangguan absorbsi, kecanduan alkohol, obat-obatan, anemia, dermatitis, pertumbuhan, sistem saraf pusat (gangguan berat) penurunan pembentukan antibodi, dan dementia lemah.
Kelebihan piridoksin lebih dari 25mg per hari selama bulan/tahun dapat menyebabkan kerusakan saraf, semutan, dan hilangnya rasa pada tangan serta kaki.
f.     Vitamin B12
Vitamin B12 atau kobalamin adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan pengoksidasi dan pereduksi.
Struktur molekul sianokobalamin
Proses absorbsi, dimulai dari konsumsi kepenampilan vitamin B12 dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada TC-2 kemudian dibawah kejaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor khusus.
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolism semua sel, terutama sel-sel saluran cernah,sumsum tulang dan jaringan saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor 2 jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metal malonil-KoA mutase.
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri didalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin b12 dalam sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri.
Kekurangan vitamin B12 sebagian besar akibat penyakit saluran cernah atau pada gangguan absorbs dan transportasi. Anemia pernisiosa terjadi pada atrofi lambung yang menyebabkan berkurangnya sekresi factor intrinsik. Selain itu dapat menimbulkan dua jenis sindrom yang berupa gangguan saraf yang menunjukan degenerasi otak, saraf mata, saraf tulang belakang, dan saraf perifer.
g.    Vitamin C
Vitamin C atau  asam askorbat adalah Kristal putih yang mudah larut dalam air.vitamin C adalah vitamin yang paling stabil.
Struktur molekul vitamin C :
Setelah vitamin C diabsorbsi tekanan darah meningkat. Distribusinya luas mencapai seluruh tubuh,terendah dalam otot dan lemak, sedangkan tertinggi dalam kelenjar.
Asam askorbat berperan sebagai koenzim atau kofaktor. Mempunyai kemampuan reduksinya yang kuat dan bertindak sebagai anti oksidan dalam reaksi-reaksi hidroksilasi.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat didalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.
Kekuranga vitamin C ditandai dengan malaise, muda tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hyperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung, dan petekies. Skorbut dapat terjadi bila kadar vitamin C pada leokosit dan trombosit <2mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak mengandung vitamin C selama 3-5 tahun.
Kelebihana vitamin C dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai kata lisator yang memungkinkan transformasi kimia macron nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan metabolism.

3.2  Saran
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan vitamin didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga pola makan, yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.













KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan pada penulis, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, hingga kita sebagai umatnya sampai akhir jaman.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya malakah ini, baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, khususnya pada penyusun sendiri dan para pembaca pada umumnya.


Rangkasbitung,  Oktober 2011

Penyusun










i
 
 
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. i
BAB I      PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang............................................................................ 1
1.2     Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II    PEMBAHASAN
2.1  Pengertian..................................................................................... 3
2.1.1   Fungsi Vitamin................................................................... 3
2.1.2   Vitamin dalam makanan.................................................... 3
2.2  Pengklasifikasian Vitamin........................................................... 4
2.2.1 Vitamin Larut Lemak......................................................... 4
2.2.2 Vitamin Larut Dalam Air................................................... 9

BAB III   PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 15
3.2. Saran............................................................................................ 15


ii