BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Zat gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari bahan
makanannya) untuk emperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari
bagi para pekerja. Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukan baiknya kesehatan yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang sehat
tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup
tinggi.
Tubuh
manusia memerlukan sejumlah gizi secara tepat, sesuai dengan standar
kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Keadaan
gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu
yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit
defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih
ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut kerana factor gizi.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tubuh melakukan
pemeliharaan jaringan
yang sudah rusak, melakukan kegiatan, dan pertumbuhan sebelum usia dewasa. Agar
tubuh dapat menjalankan ketiga fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap
hari, yang didapat melalui makanan. Diperkirakan 50 macam senyawa
dan unsure yang diperoleh dari makanan dengan jumlah tertentu setiap harinya.
Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi maka kesehatan yang optimal tidak
dapat dicapai.
Manusia untuk kehidupannya membutuhkan
vitamin yang didapat dari bahan pangan, hal ini demi berlangsungnya
proses-proses dalam tubuh. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan
metabolism dalam otak, berakibat terjadi ketidak mampuan berfungsi normal. Pada
keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan
gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil
diikuti ukuran otak yang juga kecil.
Kekurangan dan kelebihan gizi yang diterima tubuh seseorang akan
sama mempunyai dampak yang negatif, peningkatan status gizi sesuai dan seimbang
dengan yang diperlukan tubuh jelas merupakan unsure penting yang
berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia yang sehat, kreatif,
dan produktif. (Ari Agung, 1.G, 2002).
1.2
Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun tujuan penulisan
makalah adalah Mendapat gambaran tentang sumber, fungsi, struktur, defisiensi,
dan kelebihan jenis-jenis vitamin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat
pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas
sfesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat
rusak karena penyimpanan dan pengolahan.
Vitamin adalah nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan,
energi, dan fungsi saraf. Tubuh kita mendapatkan vitamin dari makanan,
suplemen, atau hasil produksi flora usus.
2.1.1 Fungsi Vitamin
Secara umum,fungsi vitamin berhubungan erat dengan fungsi enjim,
khususnya kelompok vitamin B. enzim merupahkan katalisator organik yang
berperan mengatur dan menjalankan reaki biokimia dalam tubuh. Enzim terdiri
atas protein disebut apoenzim yang dihasilkan sel. Apoenzim baru aktif ketika berkonjugasi
dengan senyawa non protein (koenzim). Koenzim dibuat didalam tubuh dan
mengandung vitamin. Selain itu, vitamin berfungsi dalam pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh.
Gejala sebagai akibat kekurangan vitamin telah diketahui, namun
peranana yang jelas dalam reaksi biokimia dalam proses metabolism belu
diketahui sepenuhnya. Angkah kecukupan berbagai vitamin untuk berbagai kelompok
umur dapat dilihat pada hasil widya karya pangan dan gizi VII (2004).
2.1.2 Vitamin dalam makanan
Kadar vitamin dalam makanan tergantung pada jenis bahan makanan
tersebut yang besarnya bervariasi. Selain jenis bahan, kadar vitamin juga
tergantung pada kerusakan selama pemanenan bahan pangan dan proses pengolahan
yang digunakan. Kehilangan vitamin dalam bahan makanan dapat dicega dengan
berbagai cara antara lain:
1.
Menggunakan suhu tidak terlalu
tinggi
2.
Waktu memasak tidak terlalu
lama
3.
Menggunakan air pemasak sedikit
mungkin
4.
Memotong bahan makanan tidak
terlalu kecil sehingga vitamin pada bahan makanan tidak banyak yang keluar.
5.
Panci harus ditutup pada saat
memasak
6.
Sisa air perebus digunakan
untuk masakan lain.
2.2 Pengklasifikasian Vitamin
2.2.1 Vitamin Larut Lemak
Yang termasuk vitamin larut lemak adalah: Vitamin A, D, E, dan K
sehingga memerlukan lemak agar dapat diserap oleh tubuh. Kelebihan
vitamin-vitamin tersebut akan disimpan dalam hati dan lemak tubuh Anda,
kemudian digunakan saat diperlukan. Mengkonsumsi berlebihan vitamin yang larut
dalam lemak dapat membuat Anda keracunan sehingga menyebabkan efek samping
seperti mual, muntah, dan masalah hati dan jantung.
a.
Vitamin A
Vitamin A disebut retinol, didalam tubuh vitamin A terdapat sebagai
senyawa provitamin A, yaitu senyawa karoten.
Struktur melekul vitamin A
Sifat kimia vitamin A antara lain berbentuk Kristal alkohol berwarna
kuning, larut pelarut lemak. Dalam makanan biasa terikat dengan lemak rantai
panjang. Absorbsi karoten dan retinol membutuhkan empedu dan cairan pankreas.
Dalam mukosa usus halus ester retinil dihidrolisa enzim pankreas menjadi
retinol dan karoten dipecah menjadi retinol. Hati sebagai tempat penyimpanan
vitamin A dapat bertahan sampai 6 bulan. Sebesar 15-30% karotenoid dalam darah
merupakan bentuk beta dan sisanya non protein disimpan dalam kelenjar lemak dan
jarinagn adrenal. Beberapa fungsi vitamin A antara lain:
- Penglihatan
- Pertumbuhan dan
perkembangan
- Diferensiasi sel
- Kekebalan.
Sumber vitamin A dapat berasal dari bahan pangan hewani seperti
hati, kuning telur, susu, dan mentega. Karoten dapat ditemui pada bahan pangan
nabati seperti sayuran daun berwarna hijau, buah berwarna kuning, misalnya
papaya, tomat, labu, ubi jalar kuning, wortel, nanas, dan mangga. Kekurangan
vitamin A dapat menyebabkan:
- Buta senja
- Perubahan pada kulit
- Perubahan pada mata
- Gangguan pertumbuhan
- Infeksi
- Keratinisasi sel rasa
pada lidah
Kelebihan vitamin A dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi
suplemen 16.000 RE jangka lama atau 40.000 sampai 55.000 RE per hari. Beberapa
tanda keracunan vitamin A antara lain:
- Sakit kepala
- Pusing
- Rasa nek
- Rambut rontok
- Kulit kerin
- Anoreksia
- Sakit pada tulang.
b. Vitamin D
Vitamin D merupakan nama generik dari ergosterol (D2) dan
kolekalsiferol (D3).Tubuh seseorang yang cukup mendapat sinar matahari tidak
memerlukan vitamin D.
Struktur molekul vitamin D
Vitamin D diabsorbsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan
cairan empedu.Vitamin dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma
binding protein ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang dan
jaringan lain. Absorbsi vitamin D pada orang tua kurang efisien bila kandungan
kalsium makanan rendah. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gsngguan ginjal
dalam metabolism vitamin D.
Beberapa fungsi vitamin D antara lain :
- Pembentukan dan
pemeliharaan tulang
- Membantu pengerasan
tulang
Sumber vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan.
Kekurangan vitamin D kemungkinan banyak terjadi didaerah yang tidak selalu
mendapat sinar matahari. Sumber vitamin D dapat diperoleh melalui makanan,
terutama makanan hewani, seperti kuning telur, kriem, mentega, minyak ikan, dan
hati. Fortifikasi vitamin D banyak digunakan pada susu, makanan bayi, dan
mentega dalam bentuk vitamin D2.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan:
- Riketsia pada anak-anak
- Osteomalacia pada orang
dewasa
- Osteoporosis
Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan keracunan bila konsumsi 1000
SI per hari. Beberapa tanda keracunan vitamin D antara lain:
- Lemah
- Sakit kepala
- Kurang nafsu makan
- Diare
- Gangguan mental
- Munta-munta, dan
- Pengeluaran urine
berlebihan.
c. Vitamin E
Vitamin E disebut juga tokoferol. Sifat kimia vitamin E antara lain:
tidak berbau dan berwarna namun yang sintetak berwarna kuning muda hingga kecoklatan;
larut lemak, namun tidak larut air; bertindak sebagai anti oksidan.
Struktur melekul vitamin E
Vitamin E di absorpsi usus halus bagian atas sebesar 20-80% dan
dibantu oleh asam lemak rantai sedang. Transportasi
vitamin E dari mukosa usus halus kedalam system limfe dilakukan oleh kilomokron
untuk dibawa kehati.
Beberapa fungsi vitamin E antara lain:
- Sebagai antioksidan
- Peranan biologik
memutuskan rantai proses peroksidasi lipadi dengan menyambung 1atom H dari
gugus OH ke radikal bebas sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabildan
tidak muda rusak
- Sintesis DNA (Diribo
Nucleic Acid)
- Merangsang reaksi
kekebalan
- Mencega penyakit jantung
koroner
- Mencegah keguguran dan
sterilisasi
- Mencegah gangguan
menstruasi
Minyak tumbuhan, kacang-kacangan dapat digunakan sebagai sumber
vitamin E yang berasal dari bahan nabati. Semetara itu pangan hewani yang
berupa daging, ikan, dan unggas juga dapat digunakan sebagai sumber vitamin E.
vitamin E mudah rusak oleh pemanasan dan oksidasi.
Gangguan kekurangan vitamin E dapat terjadi pada orang yang
mengalami gangguan absorpsi lemak seperti seperti cystic fibrisos dan gangguan
pada transport lipida. Selain itu, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan
hemolisis eritrosit dan sindroma neurologic yang berakibat tidak normalnya
fungsi sum-sum tulang belakang dan retina.
Kelebihan vitamin E dapat menimbulkan keracunan. Gangguan pada
saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 mg sehari. Dosis tinggi juga
dapat meningkatkan efek obat anti koagulan yang digunakan untuk mencegah
penggumpalan darah.
d. Vitamin K
Vitamin K merupakan senyawa penting dalam pembentukan protrombin dan
protein-protein pembekuan darah lainnya.
Struktur molekul vitamin K
Sebesar 15-80% vitamin K diabsorbsi di usus halus dengan bantuan
empedu dan cairan pankreas. Kemudian, diikatkan dengan kilomikron dan diangkut
melalui sistem linfe ke hati. Simpanan dihati 10% dalam bentuk filokinon dan
sebesar 90% sebagai menakinon.
Beberapa fungsi vitamin K antara lain:
- Membantu proses
pembekuan darah
- Sebagai kofaktor
enzim karboksilase
- Mampu mengikat ion kalsium
yang terdapat dalam jaringan tulang
- Sebagai osteokalsin
dan gla-protein matriks.
Bahan makanan sebagai sumber vitamin K dapat berasal dari bahan
nabati maupun hewani seperti hati, sayuran warna hijau, kacang buncis, polong,
brokoli, dan kol. Susu, daging, telur, serealia, dan buah-buahan. Flora bakteri
dalam usus bagian jejunu dan ileum dapat mensintesis vitamin K.
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak menyumpal sehingga bila
luka dapat menyebabkan pendarahan. Kekurangan vitamin tersebut dapat terjadi
pada seseorang yang mengalami gangguan absorbsi lemak dan mengonsumsi
antibiotika.
Kelebihan vitamin K dapat terjadi bila diberikan dalam bentuk
sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin tersebut antara lain terjadi
hemolisis darah merah, sakit kuning dan kerusakan pada otak.
2.2.2 Vitamin Larut Dalam Air
Yang termasuk vitamin larut dalam air adalah: vitamin B kompleks dan
vitamin C. Tubuh Anda menggunakan vitamin-vitamin itu sesuai kebutuhan,
kemudian mengeluarkan kelebihannya melalui urin. Karena vitamin ini tidak
disimpan dalam tubuh, risiko keracunan sangat kecil dibandingkan dengan
vitamin yang larut dalam lemak, tetapi risiko kekurangan lebih tinggi.
a. Vitamin B1
Vitamin B1 atau tiamin dikenal sebagai anti neuritik
karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf. Sifat tiamin
adalah larut dalam air, stabil dalam keadaan kering, tahan panas pada keadaan
asam, mudah rusak karena panas, tahan suhu beku, absorbs dihambat oleh alcohol
dan lainnya.
Struktur molekul vitamin B1:
Fungsi tiamin didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam karbosilasi
asam firufat dan asam ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam metabolism lemak,
protein, dan sintesis asam nukleat.
Tiamin diabsorbsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang
bersuasana asam, dengan bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs, kurang
lebih 30 mg tiamin mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat
didalam jantung, otak, hati, dan jaringan otot.
Sumber-sumber tiamin adalah daging, jeroan atau organ hewan,
unggas,ikan, kuning telur, gandum, kacang-kacangan, serelia tumbuk, roti dan
sereal yang difortifikasi.
Kekurangan vitamin B1 mengakibatkan penyakit beri-beri,
yaitu beri-beri basah yang ditandai dengan sesak nafas, edema yang disebabkan
gagal jantung, cepat lelah, anoreksia, gangguan pencernaan, lelah kesemutan,
berdebar-debar. Dan beri-beri kering yang ditandai dengan kelemahan otot, badan
kurus, gangguan saraf, lumpuhan kaki, dan konsumsi alcohol.
b. Vitamin B2
Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim dalam
transpor elektron, metabolism lemak dan protein. Vitamin ini bersifat larut
air, tahan panas, asam, oksidasi, dan dapat rusak oleh sinar matahari.
Struktur molekul vitamin B2
Riboflavin diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh
proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga
menjadi FMN di dalam mukosa usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan
metabolitnya dikeluarkan melalui urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada
konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Fungsi riboflavin adalah sebagai koenzim FAD dan FMN yang terlibat
metabolism energy dan sebagai pertumbuhan dan perawatan jaringan.
Seumber-sumber riboflavin antara lain: susu, keju, daging, hati,
roti, organ hewan, sayuran berwarna hijau, ikan, telur, roti yang diforsifikasi
bakteri dan sereal.
Tanda-tanda awal kekurangan vitamin B2
antara lain:
- Mata panas dan gatal
- Tidak tahan cahaya
- Kehilangan ketajaman
mata
- Bibir, mulut, serta
lidah sakit dan panas
Gejala-gejala ini berkembang menjadi cheilosis (bibir meradang),
stomatitis angular (sudut mulut pecah), glossitis (lidah licin dan berwarna
keunguan) dan pembesaran kapiler darah disekeliling kornea mata. Disamping itu
dapat pula bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhan.
c. Vitamin B3
Vitamin B3 atau niasin berhubungan dengan penelitian
tentang penyebab dan pengobatan pelagra. Triptofan adalah precursor dari
niasin.
Struktur molekul vitamin B3:
Didalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorbsi sebagai asam
nikotinat, nikotinamida, dan nikotinamida mononukleotida. Kelebihan niasin
dibuang melalui urine.
Niasin berfungsi didalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP,
berperan dalam melepas dan menerima atom hydrogen serta berfungsi dalam
sintesis glikogen.
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang
tanah. Susu dan telur sedikit mengandung niasin tetapi kaya triptofan.
Tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia,
gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan pellagra
yang mempunyai karakteristik dermatitis demensia dan diare. Kelainan pada
saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa mulut. Kelainan pada sistem
saraf pusat menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bias tidur,
hilang ingatan, dan halusinasi yang berakhir dengan depresi berat.
d. Vitamin B5
Vitamin B5 atau asam pantotenat merupakan Kristal putih
yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut dari pada kering,
serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering.
Struktur molekul vitamin B5:
Asam pantotenat dikonsumsi dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi
4-fosfopantotein dan asam pantotenat yang kemudian diabsorbsi.
Asam pantotenat berperan sebagai bagian koenzim A, yang diperlukan
dalam berbagai reaksi metabolism sel. Sebagai bagian dari asetil KoA, termasuk
sintesis dan pemecahan asam lemak. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis
hormone steroid, kolesterol, fosfolipid dan porfirin yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin.
Asam pantotenat terdapat didalam semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan,
unggas, serelia utuh, dan kacang-kacangan.
Kekurangan asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan
adalah rasa tidak enak pada saluran cernah, keseemutan dan rasa panas pada
kaki, munta-munta, diare yang timbulk sekali-sekali, rasa lelah, dan susah
tidur.
e. Vitamin B6
Vitamin B6 atau piridoksin sebagai koenzim dalam
metabolism protein. Sifat-sifat piridoksin antara klain: tahan panas dalam
keadaan asam, tidak tahan cahaya, larutan alkali dan kehilangan aktivitasnya
sampai 36-55% pada suhu beku.
Struktur molekul vitamin B6:
Piridoksin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Metabolit
terpenting dari ketiga bentuk tersebut adalah 4-asam piridoksal. Ekskresi
melalui urine terutama berbentuk 4-asam piridoksal.
Fungsi piridoksin adalah sebagai berikut:
§ Koenzim PLP dan PMP yang terlibat dalam sintesis protein
§ Produksi niasin
§ Sintesis hemoglobin
§ Pelepasan glikogen dari hati dan otot menjadi energy disimpan 50%
diotot.
§ Sintesis asam arakhidonat dari asam linoleat.
§ Pembentukan sfingolipida
§ Sintessis penghantar saraf gama amino butiritc acid.
Piridoksin dapat diperoleh dari bahan-bahan makanan sebagai berikut:
ikan, ayam, hati, gandum, telur, tempe,
kacang-kacangan, ragi.
Kekurangan piridoksin terjadi karena gangguan absorbsi, kecanduan
alkohol, obat-obatan, anemia, dermatitis, pertumbuhan, sistem saraf pusat
(gangguan berat) penurunan pembentukan antibodi, dan dementia lemah.
Kelebihan piridoksin lebih dari 25mg per hari selama bulan/tahun
dapat menyebabkan kerusakan saraf, semutan, dan hilangnya rasa pada tangan
serta kaki.
f. Vitamin B12
Vitamin B12 atau kobalamin adalah Kristal merah yang
larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara
perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan pengoksidasi dan
pereduksi.
Struktur molekul sianokobalamin
Proses absorbsi, dimulai dari konsumsi kepenampilan vitamin B12
dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat
pada TC-2 kemudian dibawah kejaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor
khusus.
Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi
bentuk aktif, dan dalam fungsi normal metabolism semua sel, terutama sel-sel
saluran cernah,sumsum tulang dan jaringan saraf. Vitamin B12
merupakan kofaktor 2 jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan
metal malonil-KoA mutase.
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis
bakteri, fungi atau ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah
makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri didalam
usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging.
Vitamin b12 dalam sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada
sintesis bakteri.
Kekurangan vitamin B12 sebagian besar akibat penyakit
saluran cernah atau pada gangguan absorbs dan transportasi. Anemia pernisiosa
terjadi pada atrofi lambung yang menyebabkan berkurangnya sekresi factor
intrinsik. Selain itu dapat menimbulkan dua jenis sindrom yang berupa gangguan
saraf yang menunjukan degenerasi otak, saraf mata, saraf tulang belakang, dan
saraf perifer.
g. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah Kristal putih yang mudah
larut dalam air.vitamin C adalah vitamin yang paling stabil.
Struktur molekul vitamin C :
Setelah vitamin C diabsorbsi tekanan darah meningkat. Distribusinya luas
mencapai seluruh tubuh,terendah dalam otot dan lemak, sedangkan tertinggi dalam
kelenjar.
Asam askorbat berperan sebagai koenzim atau kofaktor. Mempunyai
kemampuan reduksinya yang kuat dan bertindak sebagai anti oksidan dalam
reaksi-reaksi hidroksilasi.
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat didalam pangan nabati, yaitu
sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya,
gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam sayuran daun-daunan
dan jenis kol.
Kekuranga vitamin C ditandai dengan malaise, muda tersinggung, gangguan emosi,
artralgia, hyperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung, dan petekies.
Skorbut dapat terjadi bila kadar vitamin C pada leokosit dan trombosit
<2mg/dl dan ini terjadi setelah mendapat diet yang tidak mengandung vitamin
C selama 3-5 tahun.
Kelebihana vitamin C dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko
lebih tinggi terhadap batu ginjal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamian adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh
karena itu, harus didatangkan dari makanan. Tetapi esensial dalam metabolism
sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan.
Kebanyakan vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus
memperoleh dari makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin
bekerja sebagai kata lisator yang memungkinkan transformasi kimia macron
nutrient yang secara bersama-sama kita sebut dengan metabolism.
3.2 Saran
Sebagai manusia yang sadar akan gizi hendaknya menjaga keseimbangan
vitamin didalam tubuh agar tidak terjadi berbagai penyakit. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menjaga pola makan, yang terdiri dari 4 sehat 5 sempurna.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan pada penulis, sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, hingga kita sebagai
umatnya sampai akhir jaman.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya malakah ini,
baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua, khususnya pada penyusun sendiri dan para pembaca pada
umumnya.
Rangkasbitung, Oktober 2011
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................ 1
1.2
Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian..................................................................................... 3
2.1.1
Fungsi Vitamin................................................................... 3
2.1.2
Vitamin dalam makanan.................................................... 3
2.2 Pengklasifikasian Vitamin........................................................... 4
2.2.1 Vitamin Larut Lemak......................................................... 4
2.2.2 Vitamin Larut Dalam Air................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.................................................................................. 15
3.2. Saran............................................................................................ 15
|